Pontianak (ANTARA News) - Manajer Program World Wide Fund for Nature (WWF) Kalimantan Barat (Kalbar), Hermayani Putera, menyatakan keberadaan burung enggang gading (Buceros/rhinoplax vigil), di Kalimantan, hampir punah akibat maraknya aksi perburuan.
"Kami cukup apresiasi terhadap kinerja aparat hukum dalam sebulan terakhir, yang sudah empat kali mengungkap upaya penyeludupan ratusan paruh burung enggang gading dari Kalbar ke Jakarta, lalu dibawa ke luar negeri," kata Hermayani Putera, di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, dari informasi yang ia terima, satu paruh burung dibeli oleh kolektor ilegal mencapai Rp2,5 juta, sehingga tidak heran kalau penyeludupan paruh burung enggang gading akhir-akhir ini menjadi marak.
"Petugas hendaknya cepat merespon informasi itu, dengan menangkap para kolektor sehingga memberikan efek jera," ujarnya.
Selain itu, pelaku hendaknya juga diberikan hukuman berat sehingga bisa memberikan efek jera, dengan begitu mungkin orang menjadi pikir-pikir untuk melakukan kegiatan ilegal tersebut, katanya.
"Selain itu, kampanye untuk menjaga agar kelestarian burung enggang gading dan kelestarian lingkungan hidup harus terus dilakukan agar masyarakat mengetahui dan menyadari akan pentingnya hal tersebut bagi kelanjutan lingkungan hidup hingga anak cucu mendatang," ungkap Hermayani.
Sebelumnya, pada 9 Agustus lalu, dua warga negara RRC ditangkap di Bandara Supadio Pontianak karena membawa 96 paruh burung enggang.
Kemudian, Jumat (7/9) Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalbar menggagalkan pengiriman 189 paruh burung enggang gading yang hendak dikirim ke Jakarta melalui jasa pengiriman di Bandara Supadio Pontianak.
Selanjutnya, Rabu (26/9) petugas keamanan Bandara Supadio Pontianak, kembali menggagalkan upaya penyelundupan 73 paruh burung enggang gading yang akan dikirim ke Jakarta melalui ekspedisi pengiriman barang.
Dan terakhir, petugas keamanan Bandara Supadio Pontianak, Rabu (10/10), mengamankan paket berisi tengkorak hewan, yakni tiga tengkorak kera ukuran besar, dua paruh burung, dan dua tengkorak penyu, yang diduga sudah berusia ratusan tahun yang hendak dibawa ke Jakarta.
Berdasarkan data dari BirdLife International, sebaran populasi enggang gading ada di Indonesia, Myanmar, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Ekologi burung yang kerap dikaitkan dengan kehidupan surga atau langitan itu berada di tanah hijau dengan ketinggian tak lebih dari 1.500 meter dari permukaan laut.
Sumber : http://www.antaranews.com
0 komentar:
Posting Komentar