Spot Iklan Utama

Alt/Text Gambar

IDFL.me Radio



Windows Media Player Real Player Winamp iTunes

Tampilkan postingan dengan label Info KalBar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info KalBar. Tampilkan semua postingan
0

Tambang di Kalimantan Barat Ambruk, Belasan Orang Tewas

Label:

Belum diketahui secara pasti jumlah korban yang terjebak dalam tambang ambruk tersebut.


Pejabat SAR hari Senin (6/10), mengatakan sekurangnya 18 orang tewas setelah terjebak di dalam tambang emas gelap yang ambruk di provinsi Kalimantan Barat. Upaya-upaya pencaharian korban yang selamat masih terus dilakukan.

Tambang itu ambruk Sabtu (4/10) sekitar pukul 11 pagi waktu setempat, namun petugas SAR baru dihubungi petang harinya. Tambang-tambang kecil yang tidak resmi kerap menjadi pusat konflik dan kecelakaan di Indonesia karena lokasi tambang-tambang tersebut terletak jauh di pelosok, di kawasan hutan yang sulit diatur pemerintah.

Kantor Berita Reuters melaporkan sebuah tim SAR yang mencapai lokasi itu hari Sabtu menemukan 18 mayat, 16 laki-laki dan dua perempuan. Didapati bahwa 15 korban sudah diketahui identitasnya.

Warga sekitar tidak mengetahui secara pasti berapa banyak penambang yang mungkin terjebak dalam tambang liar itu.

 
 
 
 
 

0

Tradisi Bayar Niat Di Keraton Sambas

Label:

Sambas (Antara Kalbar) - Sebagian besar masyarakat Kabupaten Sambas, melakukan kunjungan untuk berwisata ke Keraton Alwatzikhoebillah Kesultanan Sambas, ada juga pengunjung yang bertujuan untuk bayar niat (nazar) atau ucapan syukur.

"Saya berkunjung ke Keraton Sambas, karena jauh hari sebelumnya berniat akan berkunjung ke sini kalau apa yang saya capai telah tercapai," kata Izar salah seorang pengunjung Keraton Alwatzikhoebillah ditemui beberapa waktu lalu.

Ayah tiga anak tersebut berharap diberikan keturunan anak laki-laki. "Alhamdulillah pada awal bulan Agustus lalu istri saya melahirkan anak laki-laki," ujarnya.

Menurut dia bayar niat bisa saja dilakukan dengan bersedekah, memohon doa pada Allah SWT dan lainnya. "Tetapi karena niat awal saya, yakni akan berkunjung ke Keraton Sambas, maka niat itu baru kali ini bisa dilaksanakan," ujarnya.

Sementara itu, Raden Dewi Kencana (51) salah satu kerabat keraton Sambas menyatakan berbagai tujuan masyarakat yang berkunjung ke Keraton Sambas, ada yang memang ingin melihat-lihat, berwisata, dan ada juga yang bayar niat.

Keraton Alwatzikhoebillah Kesultanan Sambas yang dibangun megah pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin (1931-1943), sultan ke-15 Kesultanan Sambas, tetap menjadi kebanggaan warga Sambas.

Bangunan keraton yang awal pembangunannya menelan biaya sekitar 65.000 gulden itu kini dipercayakan kepada Pemangku Kesultanan Sambas Pangeran Ratu M. Tarhan Winata Kesuma, sejak 2008 setelah ayahnya Pangeran Winata Kesuma telah meninggal.

Raden Dewi Kencana yang merupakan keturunan raja Sambas yang kesembilan itu menyatakan, mulai dibukanya bagi masyarakat umum yang ingin menyaksikan secara langsung Istana Alwatzikhoebillah baru beberapa tahun ini.

"Dulu Istana Alwatzikhoebillah baru dibuka pada hari-hari tertentu saja, tetapi sekarang sudah terbuka bagi masyarakat yang akan melihat secara langsung peninggalan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin," ungkapnya.

Sampai-sampai, menurut dia, masyarakat bisa secara langsung masuk ke kamar Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin, yang dahulunya tidak boleh dibuka atau dimasuki oleh masyarakat biasanya.

"Rata-rata masyarakat yang berkunjung ke sini untuk bayar niat (nazar)," ujarnya.

Bayar niat dimaksud, yakni apabila seseorang berniat setelah sukses atau sembuh dari penyakit akan berkunjung ke kerabat dan Keraton Kesultanan Sambas, kata Raden Dewi Kencana.

Kota tua

Kota Sambas merupakan salah satu kota tertua di Pulau Kalimantan yang mampu bertahan hingga kini. Dari pusat kota, sekitar satu kilometer ke arah timur laut, saksi sejarah kota tua Sambas masih berdiri, yakni keraton Kesultanan Sambas yang bernama kesultanan Alwatzikhoebillah.

Kesultanan Sambas, menurut sejarawan, mulai berdiri sejak pemerintahan Sultan Muhammad Shafiuddin I (1631-1668).

Namun bangunan keraton yang berdiri menghadap Muara Ulakan (persimpangan tiga sungai, yakni Sungai sambas Kecil, Sungai Teberau dan Sungai Subah) didirikan mulai Sultan ke-2, Sultan Muhammad Tajuddin I (Raden Bima) yang berkuasa tahun 1668-1708.

Sedang bangunan keraton yang ada kini berdiri merupakan pembangunan kembali pada zaman Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Shafiuddin yang memerintah Sambas pada tahun 1931-1944.

Seperti halnya keraton etnis Melayu lainnya, warna kuning emas sangat mendominasi warna bangunan istana, yang tegak dengan bahan kayu belian (kayu besi).

Warisan budaya ini terawat cukup baik, dan masih bisa bercerita tentang kejayaan daerah Sambas di zamannya.

Bagi wisatawan yang berkunjung ke keraton, tidak dipungut bayaran. Wisatawan sebelum memasuki keraton utama yang menghadap ke barat itu akan memasuki gerbang segi delapan dengan hamparan halaman depan yang luasnya hampir sama dengan lapangan sepak bola.

Di tengahnya terdapat tiang bendera yang bentuknya menyerupai tiang pancang bendera di kapal besar. Di sekitar tiang terdapat tiga meriam canon yang siap menjaga tiang bendera, konon didapatkan dari pasukan Inggris.

Di sisi lapangan sebelah Utara terdapat masjid jamik keraton yang bangunannya juga kokoh dari kayu belian. Masjid agung bagi keraton Sambas itu asal mulanya kecil seperti mushola, namun pada tahun 1885 mulai dikembangkan menjadi masjid Jamik (masjid agung).

Warna masjid juga didominasi kuning emas dengan beberapa bagian diselingi warna hijau. Namun untuk tempat berwudhu sudah berubah dari aslinya, karena bentuknya merupakan bentuk bangunan baru.






0

Penyusunan APBD Di Kalbar Belum Tepat Waktu

Label:

Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat M Zeet Hamdy Assovie menuturkan proses penyusunan APBD di kabupaten/kota di wilayah itu rata-rata masih belum tepat waktu.
 
"Sampai saat ini, ada tiga kabupaten/kota yang belum dilakukan evaluasi terhadap Raperda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2013," kata M Zeet saat rakor pengelolaan keuangan daerah kabupaten/kota se-Kalbar di Pontianak, Kamis.
 
Ketiga daerah tersebut yakni Kota Singkawang, Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Kayong Utara.
 
Sedangkan terhadap APBD Perubahan Tahun 2014, yang sudah dievaluasi baru dua daerah yakni Kabupaten Bengkayang dan Sintang.
 
Namun, lanjut dia, tidak tepat juga kalau kelambatan tersebut mutlak kesalahan pihak eksekutif. Menurut dia, pihak legislatif juga berperan karena anggaran daerah merupakan produk legislatif dan eksekutif.
 
"Tapi kurang bijak pula kalau masing-masing saling melempar tanggung jawab atas kelambatan tersebut," ujarnya.
 
Ia melanjutkan, harus diakui dalam tataran pemerintah pusat, seringkali terdapat disinformasi antara beberapa produk peraturan terhadap suatu objek permasalahan.
 
"Hal ini tentu saja berdampak kepada perbedaan persepsi antara pihak eksekutif dan legislatif," kata dia.
 
Rakor tersebut diharapkan dapat memberi pencerahan atas berbagai permasalahan pengelolaan keuangan daerah. Baik dari perencanaan, penatausahaan, sampai dengan pelaporan keuangan daerah.
 
"Penyusunan anggaran diharapkan tepat waktu agar dapat segera dilaksanakan atau direalisasikan," katanya.
 
Sehingga, ia menambahkan, masyarakat dapat langsung segera merasakan dampak dari pembangunan yang dilaksanakan. "Kepuasan masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan itu sendiri merupakan wujud indikator kinerja APBD yang lebih baik," ujar M Zeet Hamdy.

0

Desa Bagak Sahwa Masuk Penilaian Kemenparekraf

Label: ,

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Perwakilan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif (Kemenparekraf) beserta dewan juri melakukan peninjauan langsung ke Desa Bagak Sahwa, Kecamatan Singkawang Timur, Selasa (2/9/2014) dalam rangka pelaksanaan kegiatan bertajuk "Penghargaan Desa Wisata."

Pada kegiatan itu, ada beberapa kriteria yang akan dinilai dewan juri yang kemudian didiskusikan untuk menyaring desa-desa yang layak melanjutkan proses penilaian berikutnya. Juri yang hadir di antaranya Doto Yogantoro dan I Nyoman Kandia.

Adapun potensi yang dimiliki oleh Desa Bagak Sahwa di antaranya kesenian, kerajinan tangan, bunga Raflessia Tuan Mudae, Keladi Raksasa dan beragam kuliner.

Kepala Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Singkawang, Lies Indari menyambut baik desa Bagak Sahwa terpilih untuk mewakili Kalbar sebagai desa wisata. Dimana ia menilai begitu banyak potensi yang dimiliki desa tersebut.

"Desa ini memiliki kebudayaan yang unik, masyarakatnya merupakan Dayak Salako yang memiliki pakaian adat berbeda dengan masyarakat dayak lainnya. Mereka menggunakan batik dan jarik atau kain sebagai pakaian adatnya dan gaya tarian mereka juga berbeda," ujarnya.

0

Masyarakat Punggur Kapuas Harapkan Pembangunan Jembatan Penghubung

Label:


Sungai Raya (Antara Kalbar) - Masyarakat Desa Punggur Kapuas, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, mengharapkan kelanjutan pembangunan jembatan yang menghubungkan desa mereka dengan ibu kota Kecamatan Sungai Kakap guna menopang perekonomian masyarakat disana.

Hingga saat ini pembangunan Jembatan semi tol yang menghubungkan desa Punggur Kapuas Kecamatan Kakap belum lagi dilanjutkan, padahal pembangunannya baru sepuluh persen saja," kata Tokoh Masyarakat Punggur Kapuas, Frans, di Sungai Raya, Senin.

Dia berharap pembangunan jembatan semi tol yang menjadi satu-satunya harapan di desa mereka untuk akses menuju ke kota itu segera dilanjutkan.

Ia menuturkan, jembatan tersebut merupakan akses tercepat bagi masyarakat untuk menuju ke kota. Jika nantinya jembatan tersebut telah di bangun sepenuhnya, ke depan masyarakat tidak perlu lagi menggunakan transportasi penyeberangan kapal klotok karena cuma itulah akses satu-satunya dari desanya menuju ke kota.

"Selama ini desa Punggur Kapuas merupakan salah satu desa penyuplai hasil pertanian yang banyak dijumpai di pasar-pasar seperti pasar Flamboyan, pasar Mawar dan pasar-pasar tradisional lainnya, di kota Pontianak. Makanya selama ini petani mengeluh dan mengharapkan jembatan tersebut yang merupakan transportasi mereka belum juga rampung," tuturnya.

Frans menambahkan, para petani mengeluh karena selama ini, dalam membawa hasil bumi mereka ke pasar-pasar biasanya dilakukan pada subuh hari. Akan tetapi hal tersebut terkendala dengan jadwal penyeberangan yang ada hanya pada waktu-waktu tertentu.

"Kendala yang ada, jika menggunakan kapal klotok penyeberangan ada waktu-waktunya, sedangkan sayur mayur hasil pertanian efektifnya sudah harus sampai di pasar pukul 05.00 pagi, itu yang terus menerus menjadi keluhan petani saat ini," katanya.

Dia menjelaskan, dirinya bersama masyarakat di Desa Punggur Kapuas yang berjumlah kurang lebih 5000 warga sangat-sangat mengharapkan jembatan semi tol tersebut segera dilanjutkan pembangunannya.

"Saya mendengar alokasi untuk jembatan semi tol ini telah dianggarkan Rp4 miliar, kita berharap semoga pengerjaannya segera terealisasi dan warga pastinya akan mendukung penuh kelanjutan pengerjaannya," kata Frans.

0

BLH Singkawang Bangun 'Embung' di Lahan Eks PETI

Label: ,

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Singkawang berupaya melaksanakan program pemanfaatan lahan untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang rusak oleh Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) dan galian C. BLH mencoba bangun embung di lahan bekas tambang.

Sekretaris BLH Kota Singkawang, Karyadi mengatakan telah melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait program BLH tersebut. Antara lain, melakukan pendataan mengenai daerah-daerah yang layak dan berpotensi untuk dibangun embung dengan pemanfaatan yang optimal.

"Beberapa hari yang lalu kita sudah koordinasi lintas instansi, kelurahan dan TNI/Polri membahas permasalahan ini. Kita akan upayakan inventarisasi bekas lahan peti dan galian C serta bekas dompeng yang aktif maupun tidak untuk kita upayakan menjadi tempat penampungan air," ujar Karyadi kepada Tribunpontianak.co.id, Senin (1/9/2014).

Ditambahkannya laporan inventaris tersebut akan dilaporkan kepada Walikota untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya. "Setelah dikaji oleh tim yang telah dibentuk, hasil tersebut akan diserahkan kepada Walikota, hingga ke pembebasan lahan dan kemudian pembangunan embung di tempat-tempat yang berpotensi," ujarnya.

0

Online Radio Citra FM Singkawang

Label: ,



Yang mau dengerin radio online asli anak Singkawang, klik aja >> http://www.citrafm.net/
 
 
 
 
 

0

BPBD Minta Masyarakat Waspada Banjir

Label: ,


TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Singkawang mengimbau masyarakat agar tetap waspada kemungkinan terjadinya banjir. Terlebih hingga beberapa waktu ke depan, hujan masih akan terjadi.

"Kita terus lakukan monitor. Mulai dari Bukit Batu, Semai dan Setapuk Kecil hulu. Setapuk Kecil dan Semai air mudah meluap," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Singkawang, Jayadi, Jumat (29/8/2014).

Tak hanya itu, masyarakat harus waspada karena ada beberapa pintu air yang rusak serta sungai dan parit tersumbat. Dia meminta masyarakat untuk peduli dengan lingkungan tempat tinggal dan segera memberikan informasi terkait kondisi terkini.

"Di sini kita mengharapkan peran dominan pemilik wilayah kelurahan dan kecamatan tentunya dalam hal ini peran lurah. Tak mungkin BPBD memerintah masyarakat Pasiran, Bukit Batu atau Condong bersihkan parit yang banyak kangkungnya, kecuali lurah dan camat. Itu juga etika pemerintahan," katanya.




0

Dewan Khawatir Awang Ishak Kembali Komentar Tak Tahu Isi RAPBD

Label: ,


TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - DPRD Singkawang akhirnya memutuskan menunda penyampaian pendapat akhir fraksi terkait Raperda Laporan Pertanggungjawaban APBD 2013. Hal itu buntut dari tidak hadirnya Wali Kota Awang IshaK maupun Wakil Wali Kota Abdul Muthalib saat paripurna, Jumat (29/8/2014).

"Sesuai kesepakatan unsur pimpinan DPRD dan fraksi rapat paripuna hari ini kita tunda. Paripurna akan digelar setelah dijadwalkan kembali," ungkap ketua DPRD Singkawang, Tjhai Chui Mie.

Keputusan penundaan diambil setelah sebelumnya sidang di skor selama satu jam. Di masa skor sidang itulah pimpinan DPRD dan fraksi bermusyawarah untuk mengambil keputusan apakah sidang dilanjutkan atau tidak.

Sebelumnya, setelah sidang dibuka, beberapa anggota DPRD menyampaikan pendapatnya terkait apakah sidang tetap digelar atau ditunda. Wakil Ketua DPRD, Bong Cin Nen pada kesempatan itu mengatakan dirinya dan beberapa anggota DPRD lainnya sudah berkoordinasi mengenai Paripurna itu sehari sebelumnya. Namun hingga sidang dimulai tak juga mendapat jawaban.

"Harapannya jadwal berjalan sebagaimana mestinya. Tapi sampai mau mulai rapatpun tak ada jawaban," paparnya.

Dirinya khawatir jika paripurna dilanjutkan dan tidak dihadiri wali kota, pengalaman sebelumnya terulang. Saat itu setelah seluruh fraksi menyampaikan pandangan akhir mengenai RAPBD 2013, Wali Kota Singkawang, Awang Ishak yang diberikan kesempatan menyampaikan sambutan justru mengeluarkan statement tak tahu isi RAPBD yang ditandatanganinya.

"Sekarang barang ini mau ditandangani, apa dia bilang tak tahu lagi ? Jangan sampai menyisakan persoalan," paparnya.





0

Menpora Buka Pekan Olahraga Khatulistiwa

Label:

Pontianak (Antara Kalbar) - Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo membuka Pekan Olahraga Pemuda Khatulistiwa dalam rangka memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat di Kota Pontianak dan Kalimantan Barat umumnya.

"Pekan Olahraga Pemuda Khatulistiwa ini sudah dilaksanakan di sejumlah provinsi di Indonesia, dan untuk kali ini berlangsung di Kota Pontianak, Provinsi Kalbar," kata Roy Suryo saat membuka Pekan Olahraga Pemuda Khatulistiwa di Stadion Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak.

Ia menjelaskan dengan Pekan Olahraga Pemuda Khatulistiwa diharapkan program pemerintah khususnya di Kementerian Pemuda dan Olah Raga, yakni mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga bisa terwujud.

"Selain olahraga prestasi, olahraga pendidikan, ada juga olahraga pembudayaan, seperti yang kita laksanakan ini," ujarnya.

Sebelum acara dibuka oleh menteri Pemuda dan Olahraga, acara terlebih dulu dimulai dengan senam massal yang diikuti oleh siswa dan siswi seluruh SMP dan SMA/sederajat se-Kota Pontianak.

Kepala Bidang Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalbar, Sugeng Haryadi menyatakan Pekan Olahraga Pemuda Khatulistiwa ini diikuti oleh sekitar 1.500 peserta siswa dan siswi SMP dan SMA/sederajat se-Kota Pontianak, dengan mempertandingkan berbagai cabang olahraga, di antaranya lomba lari, lomba balap karung, lomba dayung, dan lomba dorong bambu.

Kegiatan ini akan dilaksanakan selama tiga hari sejak 29 hingga 31 Agustus 2014.

Ia menyatakan Pekan Olahraga Pemuda Khatulistiwa ini akan ditutup dengan lomba balap sepeda dan lari maraton sejauh 10 kilometer yang nantinya para peserta selain dari dalam negeri rencananya juga ada peserta dari luar negeri yaitu Malaysia.

Lintas Khatulistiwa 2014 merupakan program Kemenpora untuk menggelorakan semangat pemuda di daerah-daerah yang dilintasi garis khatulistiwa.

Acara di Pontianak tersebut merupakan Program Lintas Khatulistiwa yang keempat.

Sebelumnya program tersebut dilaksanakan di Raja Ampat, Halmahera, dan Parigimoutong (Sulteng).




0

Sambas Tuan Rumah Seminar Nasional KKN Kebangsaan

Label:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kabupaten Sambas akan menjadi tuan rumah pelaksanaan seminar KKN Kebangsaan yang akan dilaksanakan Selasa (2/9/2014).

"Pada pelaksanaan seminar nasional KKN kebangsaan nanti, rencananya akan dibuka Bupati Sambas dr Hj Juliarti Djuhardi Alwi MPH,"ujar Staf Ahli Bupati Sambas , Chifni B S Sos yang juga koordinator lapangan KKN Kebangsaan Tahun 2014 ini, Kamis (28/8/2014)

Dikatakannya, seminar KKN Kebangsaan ini nantinya akan diikuti oleh 50 Perguruan Tinggi se- Indonesia dan sebanyak 231 mahasiswa pada tanggal 10 Agustus 2014 lalu sudah tiba di Sambas.

"Saat ini para mahasiswa sudah aktif dan menjalankan kegiatan dengan baik di dua Kecamatan Perbatasan Kabupaten Sambas, yaitu Kecamatan Paloh dan Sajingan Besar, "ujarnya.

Bahkan dikatakannya, para mahasiswa se Indonesia ini akan ditempat di 13 desa di dua kecamatan perbatasan. Untuk kecamatan Paloh, para mahasiswa akan disebar di Delapan desa dan Kecamatan Sajingan Besar disebar di Lima desa.

Para mahasiswa ini pula diberikan wawasan bagaimana kondisi masyarakat perbatasan, bahkan dalam kegiatan KKN Kebangsaan ini. "Pemkab Sambas ikut memberikan bantuan pada peserta KKN Kebangsaan," ungkapnya
 
 
 
 
 

0

Pemuda Kalbar Diundang Badan Pangan PBB

Label:

Pontianak ( Antara Kalbar) - Badan Pangan PBB (FAO) mengundang Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Wilayah Kalimantan Barat, Glorio Sanen untuk mewakili Indonesia pada Pertemuan "Regional Multi-stakeholder Consultation on Livelihood and Food Security of Indigenous Peoples in Asia".

"Suatu kebanggaan bisa mewakili Indonesia untuk membahas Isu Mata Pencarian dan Kedaulatan Pangan Masyarakat Adat di tingkat Asia," kata Florio Sanen saat dihubungi di Pontianak, Selasa.

Pertemuan itu diselenggarakan oleh Asia Indigenous Peoples Pact (AIPP) dan Food and Agriculture Organization of the United Natios Regional Office for Asia and Pacific (FAO-RAP) pada 28-30 Agustus 2014 di Chiang Mai, Thailand.

Ada perwakilan dari tujuh negara yaitu Kamboja, Laos, Nepal, Thailand, India, Bangladesh dan Indonesia. Pertemuan yang akan dihadiri oleh multi pihak ini diantaranya perwakilan pemerintah di masing- masing negara, Lembaga Riset, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Organisasi Masyarakat Sipil.

Ia melanjutkan, menjadi bagian dalam pertemuan internasional tentunya cukup menantang karena harus memahami isu secara global.

Ia melanjutkan, saat ini dunia sedang mengalami krisis global di tiga sektor yaitu keuangan, energi dan pangan.

Ia menambahkan, Indonesia tentunya terkena dampak terhadap krisis ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

"Hal ini merupakan tanggung jawab multi pihak untuk menyelesaikan krisis ini," kata Glorio Sanen, yang pernah menjadi Ketua Forum Mahasiswa Kabupaten Landak.

Bagi Indonesi, isu pangan menarik karena pernah menjadi negara yang swasembada pangan namun ironisnya masih harus mengimpor pangan.

Menurut dia, krisis pangan yang terjadi Indonesia setidaknya dipengaruhi oleh faktor alam dan kebijakan pemerintah.

"Saat ini kita ketahui telah terjadi perubahan iklim dan faktor tata kelola yang mana jika kita melihat kebijakan pemerintah dan pola masyarakat dalam mengelola pangan belum sinergis," kata Glorio Sanen, yang juga aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalbar.

Sementara arah pembangunan Indonesia dalam beberapa dekade pemerintahan berbasiskan pada ekploitasi Sumber Daya Alam (SDA) merupakan salah satu faktor yang sangat dominan menyebabkan krisis pangan di Indonesia.

"Hal ini bisa kita lihat semakin minimnya areal pertanian masyarakat karena telah dikonversi menjadi perkebunan homogen skala luas dan menjadi areal pertambangan," ujar dia.






0

Kubu Raya Maksimalkan Potensi Kepiting Bakau

Label: ,

Sungai Raya (Antara Kalbar) - Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kubu Raya berjanji akan memaksimalkan potensi kepiting bakau yang ada pada beberapa kecamatan di kabupaten itu.

"Sejak tahun 2012 lalu, pemkab Kubu Raya mulai membudidayakan kepiting bakau tapi, karena keterbatasan anggaran pelaksanaannya kurang maksimal. Namun, kita tetap akan berusaha untuk memaksimalkan potensi ini karena memang sangat menjanjikan," kata kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kubu Raya, Djoko di Sungai Raya, Jumat.

Dia berharap, dengan adanya pengembang biakan kepiting bakau itu dapat meningkatkan perekonomian dan mempercepat pembangunan bagi masyarakat pesisir Kubu Raya.

"Sudah banyak pihak yang mengakui kalau kepiting Kubu Raya lebih bagus dibanding daerah lain. Selain dagingnya padat, ukurannya juga besar sehingga memiliki kualitas ekspor," tuturnya.

Dia menjelaskan, guna mengembangkan potensi kepiting dan udang galah yang ada, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kubu Raya melibatkan Pemprov Kalbar dan Departemen Kelautan dan Perikanan RI.

Djoko mengatakan, prospek perikanan Kubu Raya memang sangat menjanjikan. Sebab, sebagai daerah yang sebagian besar daerahnya berada di kawasan pesisir pantai dan perairan, menjadikan kabupaten ini sebagai salah satu daerah perikanan yang memiliki peran besar bagi Kalbar.

Tidak hanya potensi perikanan ikan air tawar dan air asin yang bisa diandalkan, kepiting dan udang galah juga menjadi salah satu varian perikanan yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan.

Dia juga menjelaskan, kualitas kepiting dan udang galah di Kubu Raya sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan alam di Kubu Raya. Hal itu mengakibatkan pertumbuhan habitat ikan dan sejenisnya memiliki karakteristik tersendiri.

Namun, dia menyadari selama ini kebiasaan masyarakat yang menangkap kepiting dari alam, bisa berpengaruh pada populasi kepiting itu sendiri. Dikhawatirkannya, jika tidak diantisipasi sedini mungkin, bisa mengakibatkan kepunahan kepiting. Jelas ini nantinya akan sangat berpengaruh pada kondisi dan ekosistem yang ada.

"Untuk itu, mulai tahun ini kita akan melakukan pengembangbiakan kepiting di beberapa lokasi yang cocok untuk pembiakannya, seperti Kecamatan Kubu dan sekitarnya," katanya 

Selain sebagai langkah menyelamatkan habitat kepiting, juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat prospek kepiting dan udang galah ke depan masih sangat baik.

"Bayangkan saja, kalau kita makan di restoran, satu porsi kepiting mencapai puluhan bahkan ratusan ribu. Peluang ini yang akan kita tangkap," tuturnya.

Sumber: click!





0

Serunya Lomba Busana Ala Pejuang 45 di Singkawang

Label: , ,


Liputan6.com, Jakarta Menyemarakkan peringatan HUT Kemerdekaan RI di Kota Singkawang, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) bersama Pemerintah Kota Singkawang menyelenggarakan lomba "Busana Ala Pejuang 45" tingkat SMA dan mahasiswa.

Masyarakat di Kota Singkawang, khususnya pelajar kalangan SMA dan mahasiswa sangat antusias mengikuti lomba "Busana Ala Pejuang 45" yang memang baru pertama kali diselenggarakan oleh LVRI. Melihat penampilan para peserta lomba, seperti melihat pejuang kemerdekaan terlahir kembali.

Ketua Panitia HUT ke-69 RI Kota Singkawang, Syech Bandar mengatakan tujuan kegiatan ini agar generasi muda kota Singkawang mengingat jasa pahlawan dan para pejuang kemerdekaan.

"Mereka akan mengikuti pawai karnaval kemerdekaan dan dinobatkan sebagai pemenang langsung oleh Walikota Singkawang di Panggung Kehormatan Pawai Karnaval Kemerdekaan, berdasarkan hasil dari penilaian dewan juri," ujar Syech Bandar yang juga Sekda Kota Singkawang.


Tampak para pelajar berpakaian militer dengan membawa senjata api, bergaya seperti pejuang kemerdekaan dengan senjata bambu runcing. Ada pula pelajar yang bergaya ala pribumi dengan profesi yang berbeda-beda, mulai dari petani, nelayan, dan pedagang.


Tidak sedikit pula para pelajar yang berbusana seperti tokoh proklamator Soekarno, Jenderal Sudirman, dan tokoh kemerdekaan lainnya. Keseluruhan peserta lomba sangat total bergaya ala pejuang 45 lengkap dengan simbol Merah Putih yang melekat di busana maupun di bagian tubuh mereka.

Selain pawai karnaval dan lomba busana, Pemkot Singkawang juga menyelenggarakan acara yang berbeda dari tahun sebelumnya yakni "Deklarasi Sungai Singkawang". Tujuan deklarasi ini, menurut Walikota Singkawang Awang Ishak, untuk mengajak masyarakat melestarikan sungai sebagaimana fungsinya.

Sungai yang melalui Kota Singkawang merupakan salah satu simbol sejarah bagi kemajuan Singkawang. Dahulu, sungai ini menjadi tempat berlabuh bagi sejumlah kapal dagang. Kondisinya yang kotor dan menyempit membuat warga melupakan fungsinya.

Melalui "Deklarasi Sungai Singkawang", Awang Ishak mengingatkan kepada seluruh warga untuk turut berpartisipasi aktif dalam setiap program pembangunan di Kota Singkawang serta turut menyemarakkan semangat HUT RI.

Ingin tahu lebih banyak tentang Kota Singkawang, kunjungi websitenya : singkawangkota.go.id
 
 
 
 
 

0

Ratusan warga Pontianak demo Konsulat Malaysia

Label:

TKI Dihukum Gantung. Ayah dari dua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Pontianak,
Frans Hiu dan Dharry Frully, Bong Jit Min (dua kiri) bersama anggota keluarga lainnya
saat menghadiri rapat bersama Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya
serta muspida terkait, di Kantor Gubernur Kalbar, Senin (22/10).


Pontianak (ANTARA News) - Ratusan warga Tionghoa dan warga dari multi etnis lainnya dari Kota Pontianak, melakukan demo di Konsulat Malaysia guna membela dua warga negara Indonesia (warga Pontianak) yang divonis hukuman gantung oleh pengadilan Malaysia.

Ratusan warga Pontianak, Kamis, melakukan demo menolak dan meminta Mahkamah Tinggi Shah Alam, Selangor Malaysia, membatalkan vonis hukum gantung terhadap dua warga Pontianak, Frans Hiu (22) dan Dharry Frully (21), karena dalam kasus itu hanya melakukan pembelaan diri dan menyelamatkan harta majikannya dari kejahatan oleh Kharti Raja (warga Malaysia).


Dalam orasinya, Koordiantor Demo Hartono Azas menuntut, agar pengadilan Malaysia meninjau ulang keputusan vonis yang menjatuhkan hukuman gantung tersebut. 


"Kami minta pemerintah dan pengadilan Malaysia secara profesional menjalankan proses hukum, dan jangan hanya untuk kepentingan kelompok sehingga mengabaikan bukti yang ada, sehingga merugikan warga Pontianak," ujar Hartono.


Sebelumnya, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla saat berada di Pontianak, Rabu (24/10) menyatakan, pemerintah harus membela dua warga negara Indonesia (warga Pontianak) yang divonis hukuman gantung oleh pengadilan Malaysia.


"Tentu pemerintah harus membela WNI kalau tidak bersalah, tetapi kalau bersalah tentunya akan menghadapi hukum setempat, dan itu sama saja, kalau terjadi di Indonesia, juga menghadapi hukum yang sama," katanya.


Ia menjelaskan, pemerintah tetap harus menyiapkan pengacara dalam membantu kedua WNI tersebut.


Dua warga Pontianak, Frans Hiu (22) dan Dharry Frully (21) divonis hukuman gantung Hakim Mahkamah Tinggi, Shah Alam, Selangor, Malaysia, karena terbukti bersalah menghilangkan nyawa orang lain.


Kejadiannya berlangsung pada 3 Desember 2010. Frans dan Dharry yang merupakan penjaga rental video games di Sepang, terjaga saat mendengar ada suara gaduh dari lantai atas.


Seorang pencuri, Kharta Raja, masuk setelah membongkar atap. Kemudian terjadi perkelahian. Sang pencuri kemudian tewas dalam kejadian itu.


Wakil Gubernur Kalimantan Barat Christiandy Sanjaya menyatakan, Pemerintah Provinsi Kalbar telah mengirim surat secara resmi ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait upaya pembebasan Frans dan Dharry.


Christiandy menjelaskan, berdasarkan data bagian intelijen Kementerian Hukum dan HAM Kalbar, Frans membuat paspor pada 27 Januari 2009, sedangkan Dharry tanggal 19 Mei 2009.


Namun, keduanya tidak terdeteksi kapan meninggalkan Indonesia karena dua pintu keluar masuk Kalbar ke luar negeri, Entikong dan Supadio, baru menerapkan "border control management" masing-masing Agustus 2010 dan Maret 2010.













0

Enggang Gading Menuju Kepunahan

Label:


Pontianak (ANTARA News) - Manajer Program World Wide Fund for Nature (WWF) Kalimantan Barat (Kalbar), Hermayani Putera, menyatakan keberadaan burung enggang gading (Buceros/rhinoplax vigil), di Kalimantan, hampir punah akibat maraknya aksi perburuan.


"Kami cukup apresiasi terhadap kinerja aparat hukum dalam sebulan terakhir, yang sudah empat kali mengungkap upaya penyeludupan ratusan paruh burung enggang gading dari Kalbar ke Jakarta, lalu dibawa ke luar negeri," kata Hermayani Putera, di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan, dari informasi yang ia terima, satu paruh burung dibeli oleh kolektor ilegal mencapai Rp2,5 juta, sehingga tidak heran kalau penyeludupan paruh burung enggang gading akhir-akhir ini menjadi marak.

"Petugas hendaknya cepat merespon informasi itu, dengan menangkap para kolektor sehingga memberikan efek jera," ujarnya.

Selain itu, pelaku hendaknya juga diberikan hukuman berat sehingga bisa memberikan efek jera, dengan begitu mungkin orang menjadi pikir-pikir untuk melakukan kegiatan ilegal tersebut, katanya.

"Selain itu, kampanye untuk menjaga agar kelestarian burung enggang gading dan kelestarian lingkungan hidup harus terus dilakukan agar masyarakat mengetahui dan menyadari akan pentingnya hal tersebut bagi kelanjutan lingkungan hidup hingga anak cucu mendatang," ungkap Hermayani.

Sebelumnya, pada 9 Agustus lalu, dua warga negara RRC ditangkap di Bandara Supadio Pontianak karena membawa 96 paruh burung enggang.

Kemudian, Jumat (7/9) Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalbar menggagalkan pengiriman 189 paruh burung enggang gading yang hendak dikirim ke Jakarta melalui jasa pengiriman di Bandara Supadio Pontianak.

Selanjutnya, Rabu (26/9) petugas keamanan Bandara Supadio Pontianak, kembali menggagalkan upaya penyelundupan 73 paruh burung enggang gading yang akan dikirim ke Jakarta melalui ekspedisi pengiriman barang.

Dan terakhir, petugas keamanan Bandara Supadio Pontianak, Rabu (10/10), mengamankan paket berisi tengkorak hewan, yakni tiga tengkorak kera ukuran besar, dua paruh burung, dan dua tengkorak penyu, yang diduga sudah berusia ratusan tahun yang hendak dibawa ke Jakarta.

Berdasarkan data dari BirdLife International, sebaran populasi enggang gading ada di Indonesia, Myanmar, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Ekologi burung yang kerap dikaitkan dengan kehidupan surga atau langitan itu berada di tanah hijau dengan ketinggian tak lebih dari 1.500 meter dari permukaan laut.